Wednesday, December 10, 2014

A Journey Involves Getting Lost

It doesn’t matter if it’s The OdysseyThe Hobbit, or Monty Python and the Holy Grail, every great story about a journey involves getting lost. Why?

Because storytellers know even the wildest fantasy has to be grounded in reality. And we’re all familiar with feeling lost, sidetracked, and stalled out.
We start out with high hopes and a clear path. But soon we get diverted by obstacles and emergencies. It’s not long before we lose track of the path and can no longer see our way forward. We get buried in the day-to-day and lose sight of our goals.
Even if we remember where we’re going, we no longer know how to get there.
-Michael Hyatt

Tuesday, May 27, 2014

EPILOGUE: on the boat back to Adelar without Awang

"If you leave anyone behind, they will come back to haunt you"
"Apa maksudnya Awang? Kau lebih mengetahui tentang segala yang kelabu"
"Ini kiasan yang sangat mudah. Kalau sesiapa tertinggal dalam perjalanan kita, anggap dia sudah mati. Bila dia mati, jadi hantu dan akan datang mengganggu"

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Kau percaya kata-kata dia? Pernahkah kau mendapat jawapan yang benar dari Awang?"
"Jawapannya masuk akal. Sebanyak mana aku fikirkan, tidak ada kesalahan dari jawapan dia. Apa, kau ada penjelasan yang lebih baik?"
"Kau harus sedar maksudnya tidak semudah itu...."
"Tidak penting bagiku. Hantu jembalang bukannya lawanku"

"X, kau curigai aku? Pernahkah aku berkata yang tidak benar?"
"Awang, kebenaranmu bercabang-cabang. Orang-orang kebanyakan menyangka engkau bijak, sebaliknya kau seorang yang licik. Apa salahnya kau berkata yang sebenarnya, atau dirimu sememangnya penuh kepuraan?"
"Aku hanya memberi jawapan yang sesuai dengan si penanya. Kau sangka aku mahu menghabiskan masaku berceloteh panjang tentang ilmu jiwa? Tiada pihak yang sukakannya"

"Hanya kali ini...aku sudi mendengarkannya syarahanmu"
"Kau akan benar-benar memahaminya setelah pulang ke pulau nanti"
"Terlalu lambat, apa jaminan kau masih hidup waktu itu?"
"Kalau aku mati, aku jadi hantu dan menceritakan jawapannya kepadamu!"

Monday, May 19, 2014

Tiamat - Too Far Gone


I've been through all of this a million times before
Seems all my demons got me knocking on hell's door
I know it's too late to regret what I have done
But I still love you like the morning loves the sun

Too far gone to see the light
And I will never ever leave this place alive
Too far gone to see the light
No I will never ever leave this place alive

I guess it's fair to say that this round is on me
Caribbean blue has turned to blackest misery
I've put a velvet cloth on everything we've done
But I still love you like a bullet loves the gun

Telah kulalui berkali-kali
Bayangan mengarahku ke pintu durjana
Kutahu terlambat untuk kusesali
Masih kucinta bagai pagi merindu suria

Terlalu jauh untuk kembali
Tak mungkin kulepas selamat dari sini
Terlalu jauh untuk melihat cahaya
Tak mungkin kubebas dari bencana

Mungkin hanya adil untukku
Namun masih kucinta dirimu

Seperti panah rindukan busurnya.

Friday, February 28, 2014

The Concept of the Mask

no one seems to grasp the concept of the mask




extras:

  1. Evey: Who -- Who are you?
  2. V: Voila! In view, a humble vaudevillian veteran, cast vicariously as both victim and villain by the vicissitudes of Fate. This visage, no mere veneer of vanity, is a vestige of the vox populi, now vacant, vanished. However, this valorous visitation of a by-gone vexation, stands vivified, and has vowed to vanquish these venal and virulent vermin van-guarding vice and vouchsafing the violently vicious and voracious violation of volition. The only verdict is vengeance; a vendetta, held as a votive, not in vain, for the value and veracity of such shall one day vindicate the vigilant and the virtuous. Verily, this vichyssoise of verbiage veers most verbose, so let me simply add that it is my very good honor to meet you and you may call me V. And you would be?

  1. V: There are no coincidences, only the illusion of coincidences.

  1. V: There is no certainty, only opportunity.

  1. Evey: My father was a writer. You would've liked him. He used to say that artists use lies to tell the truth, while politicians use them to cover the truth up.

  1. Creedy: Die! Die! Why won't you die?
  2. V: Beneath this mask there is more than flesh Mr Creedy.
  3. V: Beneath this mask there is an idea. And ideas are bulletproof.

  1. Deitrich: You wear a mask for so long you forget who you were beneath it.


Thursday, February 20, 2014

Tujuan Perjalanan Habuan Perjuangan

"Sebuah perjalanan harus ada tujuan. Sebuah perjuangan harus ada habuan. Daku hanyalah insan biasa, bertanyakan suatu yang sesuai dengan pemikiran orang-orang biasa".

"Awang, janganlah kau menganggap kami tidak kenal siapa engkau. Tidak pernah sebarang kelakuanmu terlepas dari pandangan kami di pulau ini. Dan tiada yang biasa dalam perkataanmu, apatah lagi tentang hal sepenting ini. Ada batasnya untuk seseorang merendah diri!"

"Tuan terlalu memandang tinggi padaku, tetapi ianya tidaklah menjawab persoalan yang daku kemukakan. Daku sendiri mempunyai orang tua yang sudah uzur, dan anak buah yang masih kecil. Mereka akan mengalami sedikit sebanyak kesukaran sepanjang ketiadaanku, sekiranya daku menyertai rombongan ini. Dan daku pasti anak muda yang lain juga ada tanggungan masing-masing pada keluarga mereka."

"Kami penghuni pulau ini semuanya berdarah pahlawan. Kami tidak minta ganjaran ke atas khidmat kami sebagai pejuang. Mengapa kau harus meminta-minta sedangkan peluang untuk berjalan dan berjuang adalah suatu hadiah yang kami nanti-nantikan?"

"Benar katamu, merendah diri ada batasnya! Setiap tahun anak-anak muda pulau ini mengembara ke Tanah Besar mencari sebuah harga diri, dan setiap rombongan yang melawat dan membawa mereka pergi dari pulau ini membawa hadiah dan saguhati untuk keluarga yang ditinggalkan. Ia tidak pernah diminta tetapi semua mengharapkannya, atau adakah daku tidak bercakap benar?"

"Sudah! Awang, jangan kau terlalu celupar. Kami tidak pernah meminta apa-apa mahupun mengharapkan imbuhan dari orang lain.
bla bla bla

OR
Awang made Zeratul say it. And advising him along the conversation/argument.